Senin, 25 November 2013

Perbedaan Islam dengan Agama Lain

Perbedaan Islam dengan Agama Lain

Setiap agama pasti ada perbedaan dengan agama lainnya. Apa perbedaan agama islam dengan agama lainnya? Jawabannya tentu banyak perbedaannya. Tapi, tentunya ada pembeda yang menjadi inti pembeda antara islam dengan agama lainnya. Apakah itu?

Inti dari ajaran agama, yang pertama tentunya adalah ajaran Ketuhanan, karena hal itu yang menjadi pembeda antara ajaran agama dengan ajaran motivator. Yang kedua adalah ajaran dalam hukum agama, yang sumber hukumnya dari Tuhan dan sebagian sanksi dan rewardnya dihubungkan dengan hal-hal yang masih gaib seperti surga dan neraka, karena hal itu yang menjadi pembeda antara hukum agama dengan hukum positif. Bagaimana islam memandang tentang Ketuhanan dan hukum  (fiqih) ?

Yang pertama, ajaran Islam sangat menjaga kemurnian Tauhid, yaitu ke-esa-an Tuhan. Hingga dalam islam dikenal istilah Sang Khalik (sang pencipta) dan makhluk (semua yang diciptakan oleh sang Khalik). Sang Khalik pasti maha sempurna, maha kuasa, yang qadim, dan lain-lain. Sedangkan makhluk (malaikat, manusia, jin, hewan, dan alam semesta) pasti tidak sempurna. Dalam tanda kutip, makhluk adalah kebalikan dari Khalik. Hanya Sang khalik yang mempunyai kekuatan, dan tidak layak bagi makhluk untuk mengsakralkan makhluk. Untuk menjaga kemurnian Tauhid tersebut, makanya ajaran islam mengenal sifat wajib/mustahil Allah dan asmaul husna. Selain itu untuk menjaga kemurnian tauhid, dalam ajaran islam dikenal istilah Syirik. (Lebih jelasnya baca artikel sebelum ini tentang “Tauhid”)

Syirik adalah dosa paling besar dalam islam, sehingga jika ada masalah khilafiah/perbedaan pendapat tentang suatu perbuatan tertentu termasuk syirik atau tidak, sebaiknya dihindari dan tinggalkan perbuatan tersebut.  Bahkan yang paling menghawatirkan, berbuat riya’ dalam ibadah saja itu sudah termasuk syirik (kecil). Kenapa riya dalam beribadah termasuk syirik? Karena yang berhak diibadahi hanya Allah saja, tidak boleh niat ibadah karena Allah dan si B. Selain riya, sombong juga termasuk syirik (kecil).

“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan menimpa kamu sekalian ialah syirik yang paling kecil. Mereka bertanya: Apakah itu syirik yang paling kecil ya Rasulullah? Beliau menjawab: Riya! Allah berfirman pada hari kiyamat, ketika memberikan pahala terhadap manusia sesuai perbuatan-perbuatannya: Pergilah kamu sekalian kepada orang-orang yang kamu pamerkan perilaku amal kamu di dunia. Maka nantikanlah apakah kamu menerima balasan dari mereka itu." (HR Ahmad)

“Wahai sekalian manusia, jauhilah dosa syirik, karena syirik itu lebih samar daripada rayapan seekor semut.’ Lalu ada orang yang bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana kami dapat menjauhi dosa syirik, sementara ia lebih samar daripada rayapan seekor semut?’ Rasulullah berkata, ‘Ucapkanlah Allahumma inni a’udzubika an usyrika bika wa ana a’lam wa astaghfiruka lima laa a’lam (‘Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik yang aku sadari. Dan aku memohon ampun kepada-Mu atas dosa-dosa yang tidak aku ketahui).” (HR Ahmad)

“Kemuliaan adalah pakaian Allah. Kesombongan (kebesaran) adalah selendang Allah. Allah berfirman: “Barangsiapa yang menyamaiKu, maka Aku akan menyiksanya.” (HR Bukhari dan Muslim)

“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan, sekalipun hanya sebesar biji sawi. Seorang lelaki berkata: “Wahai Rasulullah, ada seorang lelaki yang menyukai pakaian yang bagus dan sandal yang bagus (bagaimana orang itu?).” Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah itu `maha indah dan Allah menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan menyepelekan manusia.” (HR Muslim)

“Andai kalian tidak berdosa sekalipun maka aku takut kalian ditimpa dengan perkara yang lebih besar darinya yaitu ujub.” (HR Al-Baihaqi)

Yang kedua adalah tentang hukum islam, yaitu persamaan derajat manusia. Tidak ada kemuliaan di hadapan Allah yang bersifat warisan, semua orang sama derajatnya, karena semua makhluk adalah ciptaan Sang Khalik yang maha esa, Allah tidak beranak, diperanak, berkerabat, dan bersaudara. Entah manusia keturunan Nabi, Raja, maupun keturunan pelacur yang ayahnya tidak jelas sekalipun. Semua sama derajatnya. Bahkan Nabi pun cuma makhluk lemah dan tidak luput dari salah (shidiq dan maksum bagi Nabi bukan berarti Nabi tidak pernah salah, karena hanya Sang Khalik yang maha benar. Tapi meski demikian Nabi dijaga oleh Allah dari kesalahan fatal karena untuk panutan ummat). Hanya tingkat ketakwaan kepada Allah yang membedakan kemulian seseorang. 


Dalam derajat kemuliaan, islam tidak membedakan keturunan/nasab, ras, dan suku. Makanya, tokoh agama islam yang sesuai syar’i disebut Ulama (orang yang berilmu). Bukan kyai, gus atau habib, tapi Ulama. Siapapun asal berilmu maka layak disebut Ulama dan menjadi tokoh/imam dalam islam. Dalam hukum shalat juga demikian, yang paling tinggi ilmunya adalah orang yang harus dijadikan imam dalam jamaahnya. Hal Itu menunjukkan bahwa ajaran islam adalah ajaran yang sangat anti feodalisme. (pertimbangan Nasab hanya untuk memilih calon suami/istri, karena hal itu ada kaitannya dengan perkara medis dan keturunan (secara biologis) bagi pasangan yang menikah).

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)

“Apabila sangkala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu dan tidak ada pula mereka saling bertanya.” (QS Al-Mukminun 101)

“Tatkala Allah menurunkan ayat “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat!” (QS. Asy Syuara’:214), Rasulullah SAW pun berdiri dan berseru, “Wahai kaum quraisy –atau perkataan yang mirip ini-, selamatkanlah jiwa kalian! Sesungguhnya aku tidak bisa menolong kalian dari ancaman Allah. Wahai bani abdul manaf, aku sama sekali tidak bisa menolong kalian dari ancaman Allah. Wahai Abbas bin Abdilmuthalib, aku tidak bisa menolongmu dari ancaman Allah. Wahai Sofiah bibinya Rasulullah, aku sama sekali tidak bisa menolongmu dari ancaman Allah. Wahai Fatimah putri Muhammad, mintalah kepadaku apa yang engkau kehendaki dari hartaku, aku sama sekali tidak bisa menolongmu dari ancaman Allah.” (HR Bukhari)

Seorang muslim harus menempatkan Sang Khalik sebagai Sang Khalik dan Makhluk sebagai Makhluk. Jika seseorang masih mengsakralkan makhluk maka masih bermasalah ketauhidannya. Jika seseorang masih takut kepada makhluk, maka masih bermasalah ketauhidannya. Jika seseorang masih takut apabila misalnya dikalungin celurit oleh perampok dilehernya, maka masih bermasalah dengan ketauhidannya walaupun hal demikian manusiawi. Jika seseorang masih takut dengan mitos dan takhayul (hantu misalnya) maka masih bermasalah dengan ketauhidannya. Selain para Nabi, ketauhidan yang paling murni dimiliki para wali. Perilaku wali-wali Allah jauh dari sifat riya’. Dan juga, para wali Allah tidak pernah merasa takut (selain kepada Allah).

“Ingatlah; sesungguhnya para wali Allah, mereka tidak merasa takut dan tidak pula merasa bersedih hati. Yaitu orang-orang yang beriman lagi bertaqwa.” (QS. Yunus: 62-63)

“Riya yang sedikit adalah syirik. Barangsiapa yang memusuhi wali-wali Allah, maka ia telah memerangi Allah secara terang-terangan. Sesungguhnya Allah SWT mencintai orang-orang yang berbuat baik yang bersih hatinya dan tersembunyi. Jika mereka tidak ada, maka mereka tidak dicari, jika mereka hadir, maka mereka tidak dikenal. Hati mereka merupakan pelita-pelita petunjuk , yang mengeluarkan mereka dari problem dan balak yang membingungkan.” (HR Ibnu Majjah, Baihaqi, dan Al-Hakim)

Jadi, jika seorang muslim sudah tidak memurnikan tauhid lagi dan menganggap enteng perkara-perkara yang bisa menjerumuskan ke dalam kesyirikan, maka sudah bertolak belakang dari inti ajaran islam. Jadi, jika seorang muslim masih mengagungkan keturunan/nasab, ras, dan suku, maka sudah bertolak belakang dari inti ajaran islam.

Pengantin Bidadari, Kisah Cinta Seorang Syuhada

Pengantin Bidadari, Kisah Cinta Seorang Syuhada
Pada masa Rasulullah, di Madinah, tinggallah seorang pemuda bernama Zulebid. Dikenal sebagai pemuda yang baik di kalangan para sahabat. Juga dalam hal ibadahnya termasuk orang yang rajin dan taat.

Dari sudut ekonomi dan finansial, ia pun tergolong berkecukupan. Sebagai seorang yang telah dianggap mampu, ia hendak melaksanakan sunnah Rasul yaitu menikah. Beberapa kali ia meminang gadis di kota itu, namun selalu ditolak oleh pihak orang tua ataupun sang gadis dengan berbagai alasan.

Akhirnya pada suatu pagi, ia menumpahkan kegalauan tersebut kepada sahabat yang dekat dengan Rasulullah.

“Coba engkau temui langsung Baginda Nabi, semoga engkau mendapatkan jalan keluar yang terbaik bagimu”, nasihat mereka.

Zulebid kemudian mengutarakan isi hatinya kepada Baginda Nabi.

Sambil tersenyum beliau berkata:
“Maukah engkau saya nikahkan dengan putri si Fulan?”

“Seandainya itu adalah saran darimu, saya terima. Ya Rasulullah, putri si Fulan itu terkenal akan kecantikan dan kesholihannya, dan hingga kini ayahnya selalu menolak lamaran dari siapapun.

“Katakanlah aku yang mengutusmu”, sahut Baginda Nabi.
“Baiklah ya Rasul”, dan Zulebid segera bergegas bersiap dan pergi ke rumah si Fulan.

Sesampai di rumah Fulan, Zulebid disambut sendiri oleh Fulan
“Ada keperluan apakah hingga saudara datang ke rumah saya?” Tanya Fulan.

“Rasulullah saw yang mengutus saya ke sini, saya hendak meminang putrimu si A.” Jawab Zulebid sedikit gugup.

“Wahai anak muda, tunggulah sebentar, akan saya tanyakan dulu kepada putriku.”

Fulan menemui putrinya dan bertanya, “bagaimana pendapatmu wahai putriku?”

Jawab putrinya, “Ayah, jika memang ia datang karena diutus oleh Rasulullah saw, maka terimalah lamarannya, dan aku akan ikhlas menjadi istrinya.”

Akhirnya pagi itu juga, pernikahan diselenggarakan dengan sederhana. Zulebid kemudian memboyong istrinya ke rumahnya.
Sambil memandangi wajah istrinya, ia berkata,” duhai Anda yang di wajahnya terlukiskan kecantikan bidadari, apakah ini yang engkau idamkan selama ini? Bahagiakah engkau dengan memilihku menjadi suamimu?”

Jawab istrinya, ” Engkau adalah lelaki pilihan rasul yang datang meminangku. Tentu Allah telah menakdirkan yang terbaik darimu untukku. Tak ada kebahagiaan selain menanti tibanya malam yang dinantikan para pengantin.”

Zulebid tersenyum. Dipandanginya wajah indah itu ketika kemudian terdengar pintu rumah diketuk. Segera ia bangkit dan membuka pintu. Seorang laki-laki mengabarkan bahwa ada panggilan untuk berkumpul di masjid, panggilan berjihad dalam perang.

Zulebid masuk kembali ke rumah dan menemui istrinya.

“Duhai istriku yang senyumannya menancap hingga ke relung batinku, demikian besar tumbuhnya cintaku kepadamu, namun panggilan Allah untuk berjihad melebihi semua kecintaanku itu. Aku mohon keridhoanmu sebelum keberangkatanku ke medan perang. Kiranya Allah mengetahui semua arah jalan hidup kita ini.”

Istrinya menyahut, “Pergilah suamiku, betapa besar pula bertumbuhnya kecintaanku kepadamu, namun hak Yang Maha Adil lebih besar kepemilikannya terhadapmu. Doa dan ridhoku menyertaimu”

Zulebid lalu bersiap dan bergabung bersama tentara muslim menuju ke medan perang. Gagah berani ia mengayunkan pedangnya, berkelebat dan berdesing hingga beberapa orang musuh pun tewas ditangannya. Ia bertarung merangsek terus maju sambil senantiasa mengumandangkan kalimat Tauhi…ketika sebuah anak panah dari arah depan tak sempat dihindarinya. Menancap tepat di dadanya. Zulebid terjatuh, berusaha menghindari anak panah lainnya yang berseliweran di udara. Ia merasa dadanya mulai sesak, nafasnya tak beraturan, pedangnya pun mulai terkulai terlepas dari tangannya.

Sambil bersandar di antara tumpukan korban, ia merasa panggilan Allah sudah begitu dekat. Terbayang wajah kedua orangtuanya yang begitu dikasihinya. Teringat akan masa kecilnya bersama-sama saudaranya. Berlari-larian bersama teman sepermainannya.

Berganti bayangan wajah Rasulullah yang begitu dihormati, dijunjung dan dikaguminya. Hingga akhirnya bayangan rupawan istrinya. Istrinya yang baru dinikahinya pagi tadi. Senyum yang begitu manis menyertainya tatkala ia berpamitan. Wajah cantik itu demikian sejuk memandangnya sambil mendoakannya. Detik demi detik, syahadat pun terucapkan dari bibir Zulebid. Perlahan-lahan matanya mulai memejam, senyum menghiasinya … Zulebid pergi menghadap Ilahi, gugur sebagai syuhada.

Rasulullah dan para sahabat mengumpulkan syuhada yang gugur dalam perang. Di antara para mujahid tersebut terdapatlah tubuh Zulebid yang tengah bersandar di tumpukan mayat musuh.

Akhirnya dikuburkanlah jenazah zulebid di suatu tempat. Berdampingan dengan para syuhada lain.

Tanpa dimandikan …
Tanpa dikafankan …

Tanah terakhir ditutupkan ke atas makam Zulebid.

Rasulullah terpekur di samping pusara tersebut.
Para sahabat terdiam membisu.

Sejenak kemudian terdengar suara Rasulullah seperti menahan isak tangis. Air mata berlinang di dari pelupuk mata beliau
Lalu beberapa waktu kemudian beliau seolah-olah menengadah ke atas sambil tersenyum.

Wajah beliau berubah menjadi cerah. Belum hilang keheranan shahabat, tiba-tiba Rasulullah menolehkan pandangannya ke samping seraya menutupkan tangan menghalangi arah pandangan mata beliau.

Akhirnya keadaan kembali seperti semula ..
Para shahabat lalu bertanya-tanya, ada apa dengan Rasulullah.
“Wahai Rasulullah, mengapa di pusara Zulebid engkau menangis?”

Jawab Rasul, “Aku menangis karena mengingat Zulebid. Oo ..
-Zulebid, pagi tadi engaku datang kepadaku minta restuku untuk menikah dan engkau pun menikah hari ini juga. Ini hari bahagia.Seharusnya saat ini Engkau sedang menantikan malam Zafaf, malam yang ditunggu oleh para pengantin.”

“Lalu mengapa kemudian Engkau menengadah dan tersenyum?” Tanya sahabat lagi.

” Aku menengadah karena kulihat beberapa bidadari turun dari langit dan udara menjadi wangi semerbak dan aku tersenyum karena mereka datang hendak menjemput Zulebid,” Jawab Rasulullah.

“Dan lalu mengapa kemudian Engkau memalingkan pandangannya dan menoleh ke samping?” Tanya mereka lagi.

“Aku mengalihkan pandangan menghindar karena sebelumnya kulihat, saking banyaknya bidadari yang menjemput Zulebid, beberapa diantaranya berebut memegangi tangan dan kaki Zulebid. Hingga dari salah satu gaun dari bidadari tersebut ada yang sedikit tersingkap betisnya.”

Di rumah, istri Zulebid menanti sang suami yang tak kunjung kembali. Ketika terdengar kabar suaminya telah menghadap sang ilahi Rabbi, Pencipta segala Maha Karya.

Malam menjelang …
Terlelap ia, sejenak berada dalam keadaan setengah mimpi dan dan nyata ..

Lamat-lamat ia seperti melihat Zulebid datang dari kejauhan .. Tersenyum, namun wajahnya menyiratkan kesedihan pula ..

Terdengar Zulebid berkata, “Istriku, aku baik-baik saja. Aku menunggumu disini. Engkaulah bidadari sejatiku. Semua bidadari disini pabila aku menyebut namamu akan menggumamkan cemburu padamu…. Dan kan kubiarkan engkau yang tercantik di hatiku.”

Istri Zulebid, terdiam.
Matanya basah …
Ada sesuatu yang menggenang disana ..

Seperti tak lepas ia mengingat acara pernikahan tadi pagi ..
Dan bayangan suaminya yang baru saja hadir ..
Ia menggerakkan bibirnya ..
“Suamiku, aku mencintaimu …
Dan dengan semua ketentuan Allah ini bagi kita ..
Aku ikhlas …..”

Dan,..
Akan kemanakah kumbang terbang ..
Pada siapa rindu mendendam ..
Kekasih yang terkasih ..
Pencinta dan yang dicinta ..
Semua berurai air mata ..
Sedih, ataukah bahagia …..?

Wallahu a'lam bishshawab......

Apa Salahnya Menangis

APA SALAHNYA MENANGIS
Apa salahnya menangis, jika memang dengan menangis itu manusia menjadi sadar. Sadar akan kelemahan-kelemahan dirinya, saat tiada lagi yang sanggup menolongnya dari keterpurukan selain Allah Swt. Bukankah kondisi hati manusia tiada pernah stabil? Selalu berbolak balik menuruti keadaan yang dihadapinya.
Sebagian orang menganggap menangis itu adalah hal yang hina dan merupakan tanda lemahnya seseorang. Bangsa Yahudi selalu mengecam cengeng ketika anaknya menangis dan dikatakan tidak akan mampu melawan musuh-musuhnya. Para orang tua di Jepang akan memarahi anaknya jika mereka menangis karena dianggap tidak tegar menghadapi hidup. Menangis adalah hal yang hanya dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai prinsip hidup.
Bagi seorang muslim yang mukmin, menangis merupakan buah kelembutan hati dan pertanda kepekaan jiwanya terhadap berbagai peristiwa yang menimpa dirinya maupun umatnya. Rasulullah Saw meneteskan air matanya ketika ditinggal mati oleh anaknya, Ibrahim. Abu Bakar Ashshiddiq ra digelari oleh anaknya Aisyah ra sebagai Rojulun Bakiy (Orang yang selalu menangis). Beliau senantiasa menangis, dadanya bergolak manakala sholat dibelakang Rasulullah Saw karena mendengar ayat-ayat Allah. Abdullah bin Umar suatu ketika melewati sebuah rumah yang di dalamnya ada sesorang sedang membaca Al Qur’an, ketika sampai pada ayat:
“Hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam” (QS.Al Muthaffifin: 6).
Pada saat itu juga beliau diam berdiri tegak dan merasakan betapa dirinya seakan-akan sedang menghadap Robbnya, kemudian beliau menangis. Lihatlah betapa Rasulullah Saw dan para sahabatnya benar-benar memahami dan merasakan getaran-getaran keimanan dalam jiwa mereka.
Bukankah diantara tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan naungan pada hari dimana tiada naungan kecuali naungan Allah adalah orang yang berdoa kepada Robbnya dalam kesendirian kemudian dia meneteskan air mata? Tentunya begitu sulit meneteskan air mata saat berdo’a sendirian jika hati seseorang tidak lembut. Yang biasa dilakukan manusia dalam kesendiriannya justru maksiat.
Orang yang keras hatinya, akan sulit menangis saat dibacakan ayat-ayat Allah. Barangkali di antara kita yang belum pernah menangis, maka menangislah disaat membaca Al Qur’an, menangislah ketika berdo’a di sepertiga malam terakhir, menangislah karena melihat kondisi umat yang terpuruk, atau tangisilah dirimu karena tidak bisa menangis ketika mendengar ayat-ayat Allah. Semoga hal demikian dapat melembutkan hati dan menjadi penyejuk serta penyubur iman dalam dada.

Si Tukang Kayu

Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah perusahaan konstruksi real estate. Ia menyampaikan keinginannya tersebut pada pemilik perusahaan. Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilangan penghasilan bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia merasa lelah. Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian bersama istri dan keluarganya.
Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Ia lalu memohon pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah untuk dirinya. Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu.  Ia cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya.
Akhirnya selesailah rumah yang diminta. Hasilnya bukanlah sebuah rumah terbaik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri kariernya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan. Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah  pada si tukang kayu.  “Ini adalah rumahmu,” katanya, “hadiah dari kami.”
Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesalnya. Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah untuk dirinya sendiri, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali. Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.
Itulah yang terjadi pada kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan  cara yang membingungkan. Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang terbaik. Bahkan, pada bagian-bagian terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik. Pada akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan selama ini dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri dengan penuh ketidak sempurnaan karena semata kelalaian kita.
Seandainya kita menyadarinya sejak semula, pastilah kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda. Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu. Kehidupan yang kita jalani, tak ubahnya kita sedang membangun sebuah rumah untuk kita tempati nanti selamanya. Apabila kita sungguh2 dalam menjalani kehidupan ini dengan penuh kebaikan, maka rumah yang akan kita tempatipun akan terasa nyaman, namun apabila kita menjalani kehidupan ini dengan penuh keburukan, maka yang kita rasakan nantipun tidak akan jauh berbeda. Apa yang bisa diterangkan lebih jelas lagi. Hidup kita esok adalah akibat sikap dan pilihan yang kita perbuat hari ini.
Hari perhitungan adalah milik Tuhan, bukan kita, karenanya pastikan kita pun akan masuk dalam barisan kemenangan.
“Hidup adalah proyek yang kau kerjakan sendiri dan hasilnyapun akan dirasakan sendiri”.
Semoga kita bisa memanfaatkan sisa usia dengan penuh kebaikan.
Amin
CATATAN:
(PADA DASARNYA KITA SEMUA ADALAH  „TUKANG KAYU“)

Sabtu, 24 Agustus 2013

Sebab Kerusuhan Di Mesir

Sebab Kerusuhan Di Mesir

sumber : wikipedia indonesia

Latar belakang

Pada tanggal 22 November 2012, Mursi mengeluarkan deklarasi konstitusional yang dimaksudkan untuk melindungi Majelis Konstituante Mesir dari intervensi peradilan. Deklarasi tersebut menyatakan bahwa hal itu hanya berlaku sampai konstitusi baru disahkan.[20] Deklarasi ini juga memerlukan pengadilan baru bagi orang-orang dibebaskan dari tuduhan pembunuhan demonstran pada era Mubarak, dan memperluas mandat majelis konstituante selama dua bulan. Selain itu, deklarasi itu memberi kewenangan bagi Mursi untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.[21]
Akibatnya, deklarasi membuat semua deklarasi konstitusi, undang-undang dan keputusan dibuat sejak Mursi naik ke puncak pemerintahan, terlindung dari tuntutan oleh perorangan, individu politik atau pemerintahan.[22][23][24][25][26] Demonstrasi, baik mendukung atau menentang Mursi pecah di seluruh Mesir setelah deklarasi itu dideklarasikan.

Reaksi

Supranasional

  •  PBBNavi Pillay, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, memperingatkan bahwa upaya Mursi mendorong melalui sebuah konstitusi dalam situasi saat ini "bisa sangat memecah belah". Dia memperingatkan Mursi fakta bahwa pemerintahanya naik ke puncak kekuasaan melalui protes serupa, ia harus "sangat sensitif terhadap kebutuhan untuk melindungi hak-hak para demonstran untuk kebebasan berekspresi dan berkumpul secara damai."[27]
  •  Uni EropaPresiden Parlemen Martin Schulz menyarankan Uni Eropa menghentikan kerjasama ekonomi dan politik dengan Mesir untuk menekan Mursi, mengatakan: "Satu-satunya yang dimengerti suatu rezim adalah tekanan ekonomi", dan bahwa "Eropa harus mempertimbangkan dengan serius semua nafsu orang ini untuk memiliki kekuasaan. "[28]
  • Human Rights Watch meminta jaksa penuntut umum Mesir untuk menyelidiki penahanan tidak sah beberapa lusin demonstran anti-pemerintah (setidaknya 49) di Kairo oleh anggota Ikhwanul Muslimin di gerbang Istana Heliopolis pada 5 dan 6 Desember 2012, serta kegagalan pasukan keamanan untuk melindungi damai pengunjuk rasa anti-Mursi dan pernyataan para pemimpin FJP yang secara terbuka menyerukan pendukungnya untuk secara ilegal menangkap demonstran anti-Mursi.[29]

Mengapa Amerika Serikat (AS) membela Israel, bukannya Palestina…???

Post by Sahabat Blogger 24 Agustus 2013 9:21 PM
Muslim sering berkeluh kesah mengapa negara adikuasa AS selalu membela negara Israel, mengapa tidak menolong bangsa Palestina yang “dijajah” oleh Israel…

Mengapa Muslim dan dunia Islam berkeluh kesah karena orang2 Yahudi / Israel dengan gerakan Zionismenya??

Justru Israel lah…, ya bangsa pilihan Allah ini yang berkeluh kesah dengan masalah yang tak kunjung selesai dengan orang2 Arab Palestina… Mereka lelah menghadapi teror yang tak ada habis2nya dari Palestina, baik itu Hamas atau Fatah…

Nah, karena AS adalah negara mayoritas Kristen terbesar di dunia, maka inilah alasan2 yang mempengaruhi AS untuk terus berkomitmen membela Israel…

NB: Jangan salah paham, ini adalah pendapat mayoritas Kristen di AS. Belum tentu sama dengan mayoritas Kristen di indo misalnya.

Apakah Allah sudah selesai urusan dengan Israel?

Ada banyak orang Kristen yang berpikir bahwa Allah tidak lagi secara perjanjian berkomitmen bagi Israel dan bahwa orang Kristen telah menggantikan Israel sebagai umat perjanjian Allah. Hal ini dikenal sebagai teologi penggantian. Tapi, apakah ini kasusnya?

"25 Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk. 26 Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: "Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub. 27 Dan inilah perjanjian-Ku dengan mereka, apabila Aku menghapuskan dosa mereka." 28 Mengenai Injil mereka adalah seteru Allah oleh karena kamu, tetapi mengenai pilihan mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang. 29 Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya," (Roma 11:25-29).

Hal ini jelas dari Alkitab di atas bahwa Allah belum selesai dengan Israel. Paulus mengatakan bahwa pengerasan parsial telah terjadi atas Israel. Hal ini agar bangsa-bangsa lain dapat dimasukkan dalam kesetiaan perjanjian Allah dalam karya penebusan-Nya. Ini dinubuatkan dalam Kejadian 12:3 dan ditegaskan kembali dalam Galatia 3:8. Dalam dua ayat ini, Allah mengatakan bahwa dalam Abraham semua bangsa akan diberkati. Paulus mengutip Kejadian 12:3 dan di dalam Galatia 3:8 menyebutnya Injil.

Jelas, Allah dalam rencana-Nya yang besar dan berdaulat telah bekerja segala sesuatu menurut keputusan kehendak-Nya (Efesus 1:11) sehingga bangsa-bangsa Non Israel akan diselamatkan. Ketika waktu bagi bangsa-bangsa Non Israel berakhir, Allah akan bergerak kepada bangsa Israel. Mereka akan menerima Yesus sebagai Mesias, dan mereka akan menjadi bangsa yang besar dan kuat yang digunakan oleh Allah.

===============================================

Haruskah orang Kristen Mendukung Israel?

Ya, orang Kristen harus mendukung Israel. Lagipula, bangsa Israel adalah orang-orang asli pilihan Allah dan rasul Paulus memberitahu kita bahwa Allah belum selesai dengan Israel.

"25 Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk. 26 Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: "Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub. 27 Dan inilah perjanjian-Ku dengan mereka, apabila Aku menghapuskan dosa mereka." 28 Mengenai Injil mereka adalah seteru Allah oleh karena kamu, tetapi mengenai pilihan mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang. 29 Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya," (Roma 11:25-29).

Kita harus mendukung bangsa apapun yang berpegang pada firman Allah. Meskipun Israel, secara menyedihkan, bersifat sekuler dalam banyak hal dan belum menerima Yesus sebagai Mesias, Allah telah memberitahu kita bahwa akan datang saat di mana Israel akan digunakan Allah lagi. Lagipula, dikatakan, "seluruh Israel akan diselamatkan."

Jadi, sangat tepat untuk berdoa bagi Israel dan untuk mendukung Israel. Tapi hati-hati untuk tidak mendukungnya dalam setiap aspek, karena kita hanya mendukungnya sejauh itu alkitabiah (sesuai Alkitab).

SIMAK KALIMAT TERKAHIR: Tapi hati-hati untuk tidak mendukungnya dalam setiap aspek, karena kita hanya mendukungnya sejauh itu alkitabiah (sesuai Alkitab)

Kelas X Aspek Akhlak 1: Kontrol Diri, Prasangka Baik, dan Persaudaraan

sumber : Kang Masroer on Rabu, 14 Agustus 2013 | 00.1

MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI
KONTROL DIRI (MUJAHADAH AN NAFS),  PRASANGKA BAIK (HUSNUZHON), DAN PERSAUDARAAN (UKHUWAH)
       
       Ø  Kompetensi Dasar
        2.3 Menunjukkan perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah) sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Anfal (8): 72; Q.S. Al-Hujurat (49): 12 dan 10 serta hadits terkait


3.2 Memahami manfaat dan hikmah kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah), dan menerapkannya dalam kehidupan.
MATERI
1.        Mujahadah al-Nafs
a.         Pengertian
Kontrol diri (mujahadah al-nafs) adalah perjuangan sungguh-sungguh atau jihad melawan ego atau nafsu pribadi. Perjuangan ini dilakukan karena nafsu-diri memiliki kecenderungan untuk mencari pelbagai kesenangan, masa bodoh terhadap hak-hak yang harus ditunaikan, serta mengabaikan terhadap kewajiban-kewajiban. Siapa pun yang gemar menuruti apa saja yang diinginkan oleh hawa nafsunya, maka sesungguhnya ia telah tertawan dan diperbudak oleh nafsunya itu. Hal inilah yang menjadi salah satu alsan mengapa Nabi Saw menegaskan bahwa jihad melawan nafsu lebih dahsyat daripada jihad melawan musuh (qital).

b.          Dapat Melakukan Mujahadah an Nafs hanya karena hidayah Allah
Mujahadah al-nafs merupakan perbuatan yang berat. Meskipun berat Allah menjanjikan jalan keluar bagi orang beriman yang bersungguh-sungguh berjuang mengendalikan nafsunya. Sebagaimana firman Allah : : “Orang-orang yang berjihad di jalan Kami, pasti akan kami tunjukkan kepadanya jalan-jalan Kami…” (QS al-Ankabut: 69).
Imam Ibn al-Qayyim berkata: “Allah menggantungkan hidayah dengan laku jihad. Maka orang yang paling sempurna hidayah (yang diperoleh)-nya adalah dia yang paling besar laku jihadnya. Jihad yang paling fardu adalah jihad melawan nafsu, melawan syahwat, melawan syetan, melawan rayuan duniawi. Siapa yang bersungguh-sungguh dalam jihad melawan keempat hal tersebut, Allah akan menunjukkan padanya jalan ridha-Nya, yang akan mengantarkannya ke pintu surga-Nya. Sebaliknya, siapa yang meninggalkan jihad, maka ia akan sepi dari hidayah…”
Di ayat lain, Allah menjelaskan bahwa membebaskan nafsu merupakan karunia Allah, sebagaimana frimannya: “Dan aku tidak membebaskan nafs-ku, karena sesungguhnya nafs itu selalu sangat menyuruh kepada keburukan, kecuali nafs yang dirahmati Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (QS. Yusuf/12: 53).
Kalimat yang bergaris bawah menunjukkan bahwa kita tidak akan sanggup mengendalikan diri, kecuali mendapatkan rahmat dan kasih sayang Allah

c.       Akibat mengikuti nafsu
Para pelaku tindak kriminal di sekitar kita, seperti para koruptor, pemakai narkoba, pembunuh, misalnya, adalah orang-orang yang gagal dalam laku mujahadah diri. Sebaliknya, mereka justru menuruti segala keinginan dan syahwat diri, sehingga mereka tertawan dan diperbudak olehnya. Mereka tidak pernah menyadari tentang buah kejahatan yang akan datang menjelang, cepat atau lambat. Yang mereka pikirkan adalah bayangan semu tentang kenikmatan sesaat dan instan. Na’udzu billah, semoga kita dihindarkan cara pandang sedemikian.

d.          Hikmah mujahadah an nafs
Ada beberapa hikmah yang dapat diambil dari mujahadah an-nafs, yaitu:
a)        Dapat meminimalisasi akibat negatif dari perbuatan yang dilakukan, karena dipertimbangkan dengan matang.
b)        Berusaha berbuat yang baik dan terbaik, sebaik perbuatan itu akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah
c)        Tidak cepat bereaksi terhadap berbagai permasalahan yang timbul.

e.           Cara Mujahadah an nafs
Ada empat cara melakukan mujahadah an-nafs dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
1)        Bersabar atau menyisihkan waktu yang lebih lama untuk mengambil keputusan dari perbuatan yang akan dilakukan. 
Ketika seseorang atau umat Islam dihadapkan kepada banyak tantangan dan kesulitan atau berposisi minoritas, hendaklah bersabar. Sikap sabar akan membuka pikiran jernih yang menjadi pembuka ide-ide brilian yang mengambil keputusan.
2)        Memikirkan akibat dari perbuatan yang kita lakukan.
Berpikir tentang akibat perbuatan yang akan dilakukan dapat meminimalisasi hal-hal negatif dan penyesalan yang akan ditimbulkan dari perbuatan tersebut. Bukankah setiap perbuatan sebenarnya akan kembali kepada pelakunya sendiri? Allah Swt berfirman: “Jika kamu berbuat baik, maka kamu berbuat baik kepada dirimu sendiri. Jika kamu berlaku jahat, maka kamu berbuat jahat pada dirimu sendiri.” (QS Al-Isra: 7). Sebagian ulama salaf menafsirkan ayat ini dengan berkata: “Sesungguhnya amal kebaikan melahirkan cahaya di dalam kalbu, kesehatan pada badan, kecerahan pada wajah, keluasan pada rizki, serta kecintaan dari segala makhluk. Sedangkan kejahatan, sebaliknya, menciptakan kegelapan di hati, keringkihan di badan, kesuraman di wajah, kesempitan pada rizki, serta kebencian dari hati segala makhluk.”
3)        Berdzikir kepada Allah
Berdzikir merupakan cara untuk menyadarkan diri bahwa segala perbuatan kita dilihat dan dicatat oleh Allah untuk dipertanggungjawabkan di akhirat. Dengan berdzikir iman akan bertambah, membentengi godaan setan dan menjadi penyelamat dari neraka. Sebagaimana sabda Nabi saw:
 ذِكْرُ اللهِ عِلْمُ الإيمَانِ وَبَرَائِهِ مِنَ النِّفَاقِ وَحُصِنَ مِنَ الشَّيْطَانِ وَحُرِزَ مِنَ النِّيْرَانِ
Dzikirullah itu (dapat membuka) pengetahuan tentang keimanan, pembebasan dari kemuafikan, benteng dari syetan, dan penyelamat dari neraka.” (Miftah al-Shudur).
Ibnu Atha’illah al-Sakandari dalam al-Hikam-nya memberikan nasehat:
لا تترك الذكر لعدم حضورك مع الله فيه، لأن غفلتك عن وجود ذكره أشد من غفلتك في وجود ذكره
Janganlah engkau meninggalkan zikir karena engkau tidak hadir bersama Allah (tidak khusyuk), karena kelalaianmu sambil tidak berzikir itu lebih dahsyat daripada kelalaianmu sambil zikir kepada-Nya.”
4)        Berdoa kepada Allah
Doa menjadi modal spritual  ketika dalam kesulitan. Inilah yang dicontohkan Rasulullah,  ketika beliau dilempari batu dan diusir dari Thaif, justru beliau mendoakan penduduk thaif agar diberi hidayah oleh Allah.

2.        Ukhuwah
a.         Definisi
b.        Kata ukhuwah menurut bahasa berasal dari “akhun” artinya berserikat atau persaudaraan. Jika kata ini dirangkai dengan Islamiyyah maka pengertian ukhuwah Islamiyah adalah persaudaraan  yang  bersifat  Islami  atau  yang  diajarkan  oleh  Islam.
c.         Bentuk-Bentuk  Ukhuwah 
Ada 4 macam ukhuwah yang dijelaskan  dalam  kitab  suci  Al- Qur’an, yaitu:
1.        Ukhuwwah  Ubudiyyah  adalah  persaudaraan  karena  sesama  makhluk  yang  tunduk  kepada  Allah  SWT.
2.        Ukhuwah  Insaniyyah  ( basyariyyah ) dalam  arti  seluruh  umat  manusia  adalah  bersaudara, karena  mereka semua  berasal  dari  seorang  ayah  dan  ibu.
3.        Ukhuwwah  Wathaniyyah  wa an- nasab, yaitu  persaudaraan  dalam  keturunan  dan  kebangsaan.
4.        Ukhuwwah  fi din Al- Islam, Persaudaraan  antarsesama  muslim.
d.        Hikmah Ukhuwah
Ada beberapa hikmah ukhuwah diantaranya:
1.    Ukhuwah menciptakan wihdah (persatuan)
       Sebagai contoh dapat kita lihat dalam kisah heroik perjuangan para pahlawan bangsa negeri yang bisa dijadikan landasan betapa ukhuwah benar-benar mampu mempersatukan para pejuang pada waktu itu. Tidak ada rasa sungkan untuk berjuang bersama, tidak terlihat lagi perbedaan suku, ras dan golongan, yang ada hanyalah keinginan bersama untuk merdeka dan kemerdekaan hanya bisa dicapai dengan persatuan.
2.    Ukhuwah menciptakan quwwah (kekuatan)
       Adanya perasaan ukhuwah dapat menciptakan kekuatan (quwwah) karena rasa persaudaraan atau ikatan keimanan yang sudah ditanamkan dapat menentramkan dan menenangkan hati yang awalnya gentar menjadi tegar sehingga ukhuwah yang telah terjalin dapat menimbulkan kekuatan yang maha dahsyat.
3.    Ukhuwah menciptakan mahabbah (cinta dan kasih sayang)
       Sebuah kerelaan yang lahir dari rasa ukhuwah yang telah terpatri dengan baik pada akhirnya memunculkan rasa kasih sayang antar sesama saudara se-iman. Yang dulunya belum kenal sama sekali namun setelah dipersaudarakan semuanya dirasakan bersama. Inilah puncak tertinggi dari ukhuwah yang terjalin antar sesama umat islam.

e.    Cara menciptakan ukhuwah
Berdasarkan QS Al-Hujurat (49): 11-12, dijelaskan bahwa ada enam hal yang harus kita hindari agar ukhuwah tercipta, yaitu:
1.        memperolok-olokan, baik antar individu maupun antar kelompok, baik dengan kata-kata maupun dengan bahasa isyarat karena hal ini dapat menimbulkan rasa sakit hati, kemarahan dan permusuhan. kita.
2.        mencaci atau menghina orang lain dengan kata-kata yang menyakitkan, apalagi bila kalimat penghinaan itu bukan sesuatu yang benar.
3.        memanggil orang lain dengan panggilan gelar-gelar yang tidak disukai.
4.        berburuk sangka, ini merupakan sikap yang bermula dari iri hati (hasad).
5.        mencari-cari kesalahan orang lain,
6.        bergunjing dengan membicarakan keadaan orang lain yang bila ia ketahui tentu tidak menyukainya, apalagi bila hal itu menyangkut rahasia pribadi seseorang.
Khusus dalam menciptakan ukhuwah islamiyyah (persaudaraan antar sesama muslim) dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:
1.          Menegakkan shalat berjamaah di masjid.
2.        Menebarkan salam dan tidak saling acuh
3.        Membantu meringankan beban yang sedang menghimpit saudaranya.
4.        Saling memaafkan.
5.        Menjauhi perbuatan maksiat, seperti minum khamr dan judi.
6.        Saling mendo’akan dengan kebaikan.
3.        Husnuz Zan
a.         Husnuz zan kepada Allah
1)        Pengertian
Husnudzdzan kepada Allah artinya berprasangka baik terhadap semua keputusan / takdir Allah. Allah adalah Dzat yang maha Kuasa dan maha Mengetahui  atas segala yang terbaik bagi makhluk-Nya. Allah adalah rabbul alamin yaitu pengatur alam semesta ( QS Al Fatihah : 1 ). Semua ciptaan-Nya telah diatur sedemikian rupa , sehingga tidak ada yang sia-sia ( QS Ali Imran : 191 ). Boleh jadi yang terlihat jelek justru kenyataannya sangat baik akibatnya bagi manusia. Sebaliknya  sesuatu yang terlihat baik, justru kenyataannya sangat jelek dan buruk akibatnya  bagi manusia ( QS Al Baqarah : 216 ).
2)   Contoh Perilaku husnudz dzan kepada Allah
Ada beberapa  contoh perilaku husnudz dzan kepada Allah, di antaranya:
a)        Rela menerima semua takdir Allah yang diimbangi dengan doa dan usaha
b)        Berpikir positif bahwa semua keputusan dan takdir Allah adalah terbaik bagi manusia
c)        Mengembalikan semua
d)        Memohon ampun atas segala kesalahan dan dosa yang diperbuatnya kepada Allah
3)   Hikmah dan Manfaat Husnudzdzan kepada Allah
Orang yang mempunyai sifat husnudz dzan kepada Allah akan melahirkan sikap-sikap positif lainnya, di antaranya :
a)        Kehidupan rohani yang tenang, tentram, tanpa dibayangi rasa takut, was-was dan khawatir, sebab dia merasa Allah sangat dekat dengannya dan pasti akan memberikan pertolongan kepadanya. Allah tidak akan menimpakan suatu masalah diluar batas kemampuan manusia
b)        Semua takdir dianggapnya selalu baik bagi dirinya, baik berupa musibah atau pun nikmat. Setiap masalah yang dihadapi pasti mengandung hikmah demi kebaikan diri pada masa berikutnya.
c)        Menahan diri untuk memberikan reaksi terhadap masalah yang timbul dan terjadi , baik pada diri sendiri maupun pada lingkungan di sekitarnya, sebab diri manusia mempunyai daya analisa yang serba terbatas. Boleh jadi sesuatu yang terlihat jelek, sebetulnya baik akibatnya baik bagi semuanya. Dan boleh jadi sesuatu yang terlihat jelek, justru menimbulkan manfaat yang besar di kemudian hari bagi semua pihak.
d)        Rendah hati dan selalu evaluasi diri sekaligus menyadari bahwa diri manusia banyak kesalahan. Ujung-ujungnya manusia akan terdorong untuk memohon ampun kepada Allah dengan memperbanyak istighfar .
5)   Cara Menumbuhkan Sikap Husnudzdzan kepada Allah
Ada beberapa cara untuk menumbuhkan sikap husnudz dzan., di antaranya :
a)            Latihan menerima semua takdir/ keputusan yang ditimpakan Allah kepada diri kita, baik berupa nikmat ataupun musibah.dengan cara meyakini bahwa semua yang terjadi pasti ada hikmah yang dapat dipetik dan diambil demi kebaikan di masa yang akan datang.
b)            Latihan menahan diri untuk tidak memberikan reaksi dengan cepat terhadap semua masalah yang terjadi.
c)            Latihan memperbanyak istighfar dan mengakui bahwa diri kita banyak melakukan kesalahan.
b.   Husnuz zan kepada Manusia
1)        Pengertian
Husnudz dzan kepada orang lain berarti berprasangka baik terhadap semua yang dilakukan oleh orang lain. Berprasangka baik artinya menganggap bahwa apa yang dilakukan orang lain, baik yang terlihat jahat ( kecuali jika jelas bahwa perbuatan tersebut melanggar syariat ), apalagi yang terlihat baik adalah baik.
2)        Pentingnya berlaku husnuz zan terhadap manusia
Hal ini dilakukan mengingat adanya keterbatasan kemampuan manusia untuk menganalisa perilaku manusia. Banyak perbuatan yang terlihat baik, sebenarnya hanya sebagai batu loncatan untuk melakukan perbuatan jahat yang lebih parah. Sebaliknya, banyak perbuatan yang terlihat jahat, justru menimbulkan banyak perbuatan positif. Semua itu terjadi tergantung dari niat dan tujuan pelaku dalam melakukan perbuatan tersebut. Hanya Allah dan pelaku perbuatan itulah yang mengetahui niat sebenarnya dari perbuatan yang dilakukan.
   Mengingat keterbatasan pengetahuan manusia terhadap apa yang tersembunyi dan terjadi dihadapannya, Allah  memberikan peringatan dan arahan kepada orang beriman untuk selalu berbaik sangka terhadap sesama muslim.
3)        Contoh Husnuz zan terhadap manusia
Ada beberapa contoh perbuatan husnudz zhan kepada sesama, di antaranya
a.         Menjauhi sikap buruk sangka kepada orang lain.
b.        Menjauhi sikap mencari kesalahan orang lain
c.         Ikut membantu dan berbela sungkawa atas kejadian yang tidak mengenakkan yang diterima orang lain.
4)        Cara menumbuhkan sikap husnuz zan kepada manusia
Ada beberapa cara menumbuhkan sikap husnuz zan kepada manusia, yaitu:
a.         Tidak merendahkan orang lain, sebab boleh jadi orang yang direndahkan justru lebih baik dari orang yang merendahkan ( QS Al Hujurat  : 11 ).
b.        Tidak mencaci maki atau menghina orang lain, apalagi hinaan tersebut tidak  sesuai kenyataan.
c.         Allah melihat perbuatan manusia bukan dari segi dhahirnya ( pelakunya ), tetapi yang menjadi ukurannya  adalah niat yang ada dalam hati.
c.    Husnuz zan kepada Diri Sendiri
1)        Pengertian
         Husnuz zhan terhadap diri sendiri mengandung arti bahwa segala yang melekat pada diri manusia, baik disukai ataupun tidak, merupakan pemberian Allah yang terbaik untuk manusia. Sikap husnuz zhan ini akan melahirkan sikap berpikir positif terhadap diri yang akan memotivasi seseorang untuk mendayagunakan pemberian Allah pada jalan yang telah ditentukan-Nya ( syariat ).
2)       Bentuk Husnuz Zhan terhadap diri
         Bentuk husnuz zhan terhadap diri dapat dilakukan dengan bersikap :
1.      Berinisiatif, yaitu memberdayakan daya pikir  untuk merencanakan ide menjadi konsep yang dapat berdaya guna dan bermanfaat.
2.      Gigih, yaitu usaha sekuat tenaga dan tidak berputus asa untuk melaksanakan kebaikan, walaupun harus menghadapi tantangan yang berat.
3.      Rela berkorban, yaitu bersedia dengan ikhlas, senang hati dan tidak mengharap imbalan bahkan rela memberikan apa yang dimiliki ( tenaga, pikiran dan harta ) untuk keperluan orang lain atau masyarakat.
3)        Manfaat husnuz zan terhadap diri.
        Ketiga sikap yang muncul dari husnuz zan terhadap diri ini merupakan sikap yang  saling terkait dan sangat sulit untuk dipisahkan. Ide yang muncul dari pikiran perlu direncanakan dan direalisasikan. Realisasi memerlukan kegigihan dan kerelaan diri untuk mengorbankan apa yang dimiliki demi terwujudnya cita-cita. Cita-cita yang terwujud melahirkan kepuasan hidup yang tiada bandingannya. Cita-cita yang belum terwujud bukan berarti penghalang dan beban tapi merupakan keberhasilan yang tertunda dan sekaligus dijadikan motivasi untuk lebih giat, gigih dengan mendekat kepada yang Maha Kuasa sebab segala yang terjadi selalu berada di bawah kekuasaan-Nya..
         Memaksimalkan pemberdayaan 3 sikap husnuz zan terhadap diri ini telahmengantarkan banyak tokoh menjadi orang yang sukses, namanya harum dan dikenang manusia sepanjang hayat , baik di dunia maupun  di akhirat . Bahkan di akhirat dijanjikan oleh Allah imbalan surga yang penuh dengan kenikmatan, manakala didasari sikap iman dan niat beribadah kepada Allah
2.      Cara menumbuhkan sikap berinisiatif, gigih, dan rela berkorban.
        Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan sifat suka berinisiatif, gigih dan rela berkorban, di nataranya :
1.      Sikap inisiatif dapat ditumbuhkan dengan cara menumbuhkan keyakinan  bahwa orang yang berinisiatif dan melakukan perbuatan baik akan mendapatkan pahala ditambah pahala orang-orang yang mengikuti sesudahnya.
2.      Sikap gigih dalam merealisasikan kebaikan dapat ditumbuhkan dengan cara menumbuhkan keyakinan bahwa Allah akan memberikan jalan keluar  dan hidayah kepada orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh dalam menempuh perjalanan hidup di bawah aturan agamanya. Di samping itu berupaya menumbuhkan keyakinan bahwa dibalik kesukaran pasti ada kemudahan.
3.      Sikap rela berkorban dapat ditumbuhkan dengan cara menumbuhkan keyakinan bahwa pengorbanan yang dilakukan  baik berupa harta, fisik, pikiran dengan  niatan semata-mata mengharapkan keridlaan Allah pasti mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat.
2.        Hikmah Husnudz dzan
Ada beberapa hikmah husnudz dzan bagi kehidupan manusia, yaitu:
a.         Optimis dalam menjalani hidup, sebab Allah pasti akan menolongnya
b.         Hidup menjadi tenang dan damai
c.         Terhindar dari sifat dengki, iri, riya, takabbur, bermusuhan dan tidak rela dengan takdir Allah
d.         Menumbuhkan sikap peduli, santun, tulus, pemaaf dan tidak emosional.
e.         Banyak teman
 
 
sekian materi agama kelas x bab 1 kurikulum 2013 dari saya. wassalam